BERITA TERBARU HARI INI – Puasa Asyura Tanpa Tasu’a Apakah Sah dan Dapat Pahala? Ini Kata Buya Yahya. Ada dua puasa di bulan Muharram yang sering diamalkan umat Islam, yaitu puasa Tasu’a tanggal 9 dan puasa Asyura tanggal 10. Hukum melaksanakan puasa sunnah ini sama-sama sunnah.
Akan tetapi, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya menekankan bahwa yang puasa yang paling dikukuhkan pada bulan Muharram adalah puasa Asyura.
“Yang dikukuhkan pertama adalah puasa Asyura tanggal 10 (Muharram). (Dalam hadis nabi) aku berharap Allah mengampuni dosamu setahun lalu,” katanya dikutip dari YouTube Buya Yahya, Senin (15/7/2024).
Selain Asyura, Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan umatnya melaksanakan puasa sehari atau setelahnya. Akhirnya disebutlah puasa Tasu’a pada 9 Muharram. Puasa Tasu’a adalah pelengkap puasa Asyura sekaligus pembeda dari orang Yahudi.
“(Karena) ini sunnah. Maka sendiri saja (hanya puasa Asyura) sunnah, bukan makruh. Karena tidak ada larangan. Maka yang ada adalah pahala bagi yang berpuasa di hari Asyura,” tutur Buya Yahya.
“Akan tetapi di situ ada sunnah di atas sunnah. Agar mendapat dobel sunnah, tambah tanggal 9 agar berbeda (dari) orang Yahudi. Kalau pun puasa Asyura saja, dapat pahala. Cuma kalau mau sempurna (puasa sebelumnya),” lanjutnya.
Soal Puasa Hanya di Hari Asyura 10 Muharram
Buya Yahya mengatakan, dalam hadisnya Rasulullah SAW pernah berkeinginan melaksanakan puasa tanggal 9, sehari sebelum puasa Asyura. Namun, Nabi Muhammad SAW belum sempat melaksanakannya karena sudah wafat waktu itu.
“Maka ulama mengatakan sunnah memberikan mukadimah di tanggal 9 (Muharram) untuk kesempurnaan tanggal 10 (Muharram). Jadi agar berbeda dengan orang Yahudi, karena orang Yahudi dulu berpuasa di tgl 10,” tuturnya.
Buya Yahya menambahkan, jika terlanjur tidak puasa tanggal 9 pada hari Tasu’a, maka tetap dianjurkan berpuasa di tanggal 10 saat hari Asyura. Jangan sampai tidak pusa Asyura gara-gara tidak puasa Tasu’a.
“Jika ingin naik pangkat, tambah puasa tanggal 11 (Muharram) kalau memang Anda tidak sempat tanggal 9 (Muharram). Tapi ingat, puasa tanggal 11 pun sunnah, bukan wajib,” imbuhnya.
Buya Yahya menyimpulkan, “Jika ada orang berpuasa tanggal 9 (Muharram) saja tidak makruh, tetap mendapat pahala. (Puasanya) sah. Wallahu a’lam,” pungkasnya.
Niat Puasa Asyura dan 11 Muharram
Bagi yang ingin mengamalkan puasa Asyura, berikut niatnya.
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Asyura karena Allah ta’âlâ.”
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ.”
Waktu niat puasa Asyura dan 11 Muharram dimulai sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.