BERITA TERBARU HARI INI – Menteri Kebudayaan Fadli Zon Apresiasi Penyelenggaraan Piala Citra FFI 2024. Kementerian Kebudayaan mengapresiasi suksesnya penyelenggaraan Malam Puncak Piala Citra Festival Film Indonesia atau FFI 2024 yang berlangsung di ICE Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten pada Rabu 20 November 2024.
Pergelaran FFI 2024 mengusung tema Merandai Cakrawala Sinema Indonesia yang bermakna menjadi ruang kolaborasi untuk membangun ekosistem perfilman Indonesia yang lebih kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif.
Untuk diketahui, FFI 2024 sedikit berbeda dari gelaran sebelumnya, salah satunya dengan kembalinya penganugerahan Piala Antemas. Piala Antemas merupakan penghargaan yang diberikan pada film terlaris dalam FFI.
FFI merupakan ajang penghargaan prestasi tertinggi serta bergengsi untuk insan perfilman nasional melalui berbagai kategori seperti Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, hingga Pemeran Utama Pria dan Wanita Terbaik, sekaligus yang terlama sejak dilaksanakan pertama kalinya tahun 1955 di Indonesia.
Sampai saat ini FFI telah menjadi platform strategis untuk mendukung kemajuan industri perfilman Indonesia dan memperkuat identitas budaya bangsa.
Penyelenggaraan Piala Citra FFI berhasil memacu munculnya karya sinema terbaik dan menciptakan standar baru dalam kualitas film Indonesia.
“Jelang penyelenggaraan FFI menyebutkan jika film adalah medium yang sangat efektif untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia,” ujar Menteri Kebudayaan Fadli Zon, melalui keterangan tertulis, Kamis (21/11/2024).
“Oleh karenanya, FFI merupakan wadah bagi sineas-sineas yang mengangkat kisah-kisah lokal, bahasa daerah, serta tradisi dan kearifan budaya Nusantara ke layar lebar, dan mengenalkannya hingga ke seluruh dunia,” sambung dia.
Piala Citra Bukan Hanya Penghargaan
Saat acara, Fadli Zon mengemukakan ini sejalan dengan dibentuknya Kementerian Kebudayaan di Indonesia sebagai komitmen dari Presiden RI Prabowo Subianto untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaan.
Termasuk, kata dia, di dalamnya talenta-talenta terbaik bangsa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
“Undang-undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman juga menjadi landasan penting untuk melindungi, mendorong, mengembangkan ekosistem perfilman yang sehat dan berdaya saing,” ucap Fadli Zon.
“Serta memastikan bahwa karya-karya kita tak hanya menjadi hiburan, tapi juga alat pendidikan, penguatan budaya dan pembangunan karakter Bangsa,” sambung dia.
Fadli Zon kemudian mengemukakan bahwa Piala Citra bukan hanya sekadar penghargaan, tetapi juga simbol apresiasi terhadap dedikasi, kerja keras, serta kecintaan para sinea terhadap seni dan budaya.
“Setiap film yang diciptakan adalah cerminan keanekaragaman dan kekayaan budaya Indonesia yang mengenalkan wajah Bangsa kita ke mata dunia,” kata dia.
Pesan di Penyelenggaraan Piala Citra 2024
Kemudian, Menteri Kebudayaan Fadli Zon berpesan, tidak peduli siapa yang membawa pulang penghargaan, sesungguhnya kita semua adalah pemenang.
Karena, kata dia, film-film yang lahir dari tangan para sineas Indonesia telah berhasil menggugah hati banyak orang, baik di Indonesia maupun mancanegara.
“Saya berharap pesan dan semangat dari tema FFI 2024, akan terus hidup dalam hati dan karya kita. Tema tahun ini, Merandai Cakrawala Sinema Indonesia, mengajak kita semua, para sineas, pemerintah, dan masyarakat untuk tak hanya melihat film sebagai hiburan, tapi juga sebagai perjalanan eksplorasi,” terang dia.
“Sebuah perjalanan yang melibatkan masa lalu sebagai pondasi, masa kini sebagai panggung dan masa depan sebagai cakrawala penuh peluang,” sambung Fadli Zon.
Dia menyebut, Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk terus mendukung Festival Film Indonesia sebagai bagian dari strategi besar mencapai visi Indonesia Emas 2045.
“Dengan mendorong industri film berkualitas, Indonesia tidak hanya memperkuat identitas budaya nasional tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” kata Fadli.
Menurut dia, Festival Film Indonesia 2024 diharapkan menjadi tonggak baru dalam perjalanan perfilman Indonesia, mempertemukan sineas, pelaku industri, dan pecinta film dalam merayakan karya-karya terbaik yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia.
“Penyelenggaraan dan citra FFI sebagai ajang bergengsi untuk perfilman nasional turut berperan dalam membawa film Indonesia ke panggung internasional,” papar dia.
“Film-film yang meraih penghargaan di FFI sering kali melanjutkan kiprah mereka di festival bergengsi dunia seperti Cannes, Venice, dan Toronto, sehingga lebih mengenalkan industri film Indonesia ke layar dunia,” tutup Fadli Zon.