BERITA TERBARU HARI INI – Diundang Pidato di Kongres AS pada 24 Juli, Netanyahu: Saya Sangat Tersentuh. Perdana menteri Israel akan berpidato di pertemuan gabungan Kongres Amerika Serikat (AS) pada 24 Juli.
Para pemimpin Kongres mengonfirmasi tanggal pidato Benjamin Netanyahu tersebut pada Kamis (6/6/2024) malam setelah secara resmi mengundang Netanyahu untuk berbicara di hadapan anggota parlemen pekan lalu.
Ini adalah wujud dukungan masa perang terbaru terhadap sekutu lama tersebut meskipun terjadi perpecahan politik atas serangan militer Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza.
“Tantangan nyata yang kita hadapi, termasuk berkembangnya kemitraan antara Iran, Rusia, dan China, mengancam keamanan, perdamaian, dan kemakmuran negara kita dan masyarakat bebas di seluruh dunia,” ungkap republikan yang juga Ketua DPR Mike Johnson, Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer yang merupakan seorang Demokrat, pemimpin Partai Republik di Senat Mitch McConnell, dan pemimpin Partai Demokrat di DPR Hakeem Jeffries dalam surat undangan resmi kepada Netanyahu, seperti dilansir kantor berita AP, Sabtu (8/6).
“Untuk membangun hubungan abadi dan menyoroti solidaritas AS dengan Israel, kami mengundang Anda untuk berbagi visi pemerintah Israel dalam membela demokrasi, memerangi teror, dan membangun perdamaian yang adil dan abadi di kawasan.”
Penolakan terhadap Netanyahu
Penampilan Netanyahu di hadapan Kongres yang terpecah diprediksi akan mendapat banyak protes baik dari anggota parlemen maupun dari pengunjuk rasa pro-Palestina.
Schumer, pejabat tertinggi Yahudi yang terpilih di AS – yang menyampaikan teguran keras terhadap Netanyahu pada bulan Maret – mengatakan dalam pernyataan terpisah pada Kamis malam bahwa dia memiliki “perbedaan pendapat yang jelas dan mendalam” dengan Netanyahu, namun ikut serta dalam meminta Netanyahu untuk berpidato karena hubungan AS dengan Israel sangat kuat dan melampaui satu orang atau perdana menteri.
Anggota parlemen Demokrat lainnya yang lebih kritis terhadap strategi Netanyahu diperkirakan tidak akan hadir dalam pidato tersebut. Sementara itu, sejumlah anggota parlemen yang mendukung Israel sejak awal perang mengatakan kehadiran mereka pada pidato Netanyahu akan bergantung pada keputusannya untuk menerima proposal gencatan senjata.
Demikian pula dengan Bernie Sanders, senator independen dari Vermont, yang menegaskan, “Netanyahu adalah penjahat perang. Saya pasti tidak akan hadir.”
Prospek Gencatan Senjata di Gaza
Kunjungan Netanyahu ke Gedung Capitol juga akan terjadi ketika hubungan antara Presiden Joe Biden dan Netanyahu memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Biden secara pribadi dan terbuka mengkritik cara Netanyahu menangani perang di Jalur Gaza dan pemerintah Israel karena tidak membiarkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.
Akhir pekan lalu, Biden mengumumkan proposal gencatan senjata untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, memberikan tekanan yang semakin besar pada Netanyahu untuk mengakhiri perang. Banyak warga Israel yang mendesak Netanyahu untuk menerima proposal tersebut, namun sekutu sayap kanannya mengancam akan meninggalkan pemerintahan koalisinya jika dia melakukan hal tersebut.
Jika ancaman tersebut terjadi maka dapat membuat Netanyahu dihadapkan pada pemilu baru, pengawasan ketat atas kegagalan keamanan yang menyebabkan perang, dan jika dia kehilangan jabatan perdana menteri maka tuduhan korupsi terhadap dirinya yang sudah lama ada akan kembali jadi sorotan.
Tahap pertama dari proposal yang diusulkan akan mencakup gencatan senjata penuh dan menyeluruh, penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk, pembebasan sejumlah sandera dan jenazah sandera, warga Palestina dapat kembali ke rumah-rumah mereka, dan lonjakan bantuan kemanusiaan.
Fase kedua adalah penghentian permusuhan secara permanen, pertukaran tahanan dan sisa sandera yang masih hidup, serta penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Tahap ketiga adalah rencana rekonstruksi besar-besaran Jalur Gaza dengan bantuan AS dan internasional dan pengembalian sisa jenazah sandera.
Netanyahu telah berulang kali menyebut gencatan senjata permanen di Jalur Gaza sebagai hal yang “tidak dapat dimulai” sampai Hamas dihancurkan. Hal ini dinilai melemahkan proposal yang disodorkan Biden.